Kompetisi itu bernama Festival

10/12/13

Kompetisi itu bernama Festival



Saya masih ingat betul pada saat guru olah raga di SMP saya bertanya perbedaan antara PERTANDINGAN dengan PERLOMBAAN. Waktu itu tidak ada satupun siswa yang bisa menjawab, termasuk saya. Akhirnya pak Dadi, guru tersebut, menjelaskan dengan sederhana.

“Perbedaan paling mendasar antara pertandingan dan perlombaan adalah posisi tubuh si peserta!, katanya”. Murid-murid kebingungan, dan pak guru pun tersenyum seraya menjelaskan secara lebih gamblang. Ya, peserta pertandingan saling berhadapan, beradu, dan saling mengalahkan. Ada yang dikalahkan secara terang-terangan, antara pemenang dan si kalah jelas terlihat hasilnya secara langsung. Sedangkan peserta perlombaan tidak. Mereka tidak saling mengalahkan, namun berlomba-lomba untuk menampilkan sesuatu yang paling baik. Diakhiri dengan sebuah keputusan Juri dengan nilai tertinggi. Pada akhirnya semua peserta saling merayakan dengan perasaan senang.
Namun begitu kedua cara tersebut mempunyai satu aturan baku, yaitu sportifitas. Ini yang harus dijunjung tinggi oleh peserta. Sikap “legowo” dan apapun hasilnya, ini hanya permainan, olah raga, kesenangan, bermain-main, dst.


Kompetisi dan Festival

1 hari atau pekan gembira dl rangka peringatan peristiwa penting dan bersejarah; pesta rakyat: 
-- kesenian daerah dl rangka peringatan 17 Agustus; -- sendratari Ramayana; 2 perlombaan: -- lagu-lagu keroncong akan diselenggarakan pd bulan ini 
mem·fes·ti·val·kan v menyelenggarakan (mengadakan) festival
---
sumber: http://www.artikata.com/arti-67231-festival.html

Kompetisi bisa diartikan sebuah pertandingan, dan Festival ada perlombaan. Walaupun secara harafiah sebuah kompetisi belum tentu saling berhadapan, namun semangatnya adalah bersaing. Sedangkan sebuah festival bisa berarti pesta atau sebuah perayaan. Semangat yang diusung adalah semangat bersenang-senang antar peserta. Saling berlomba “bagus-bagusan”.

Rupanya kedua hal tersebut kurang dimengerti oleh pembuat event tertentu. Tidak semua mengerti benar definisi kedua jenis acara tersebut. Sekilas memang terkesan tidak ada beda, hampir mirip, serupa tapi tak sama. Hal tersebut juga sampai di wilayah event-event kreatif di Indonesia, termasuk animasi dan film.

Beberapa event yang ingin mengusung sebuah semangat perayaan tidak jarang salah kaprah dan membungkus acara dengan nama kompetisi. Bukankan aneh jika sebuah karya di kompetisikan? Diadu saling berhadapan (walau kenyataanya tidak langsung)? Bukankah sebuah festival lebih tepat? Screening atau awarding.

Screening adalah kegiatan menampilkan karya film atau visual ke sebuah layar dan ditonton bersama-sama oleh sebuah komunitas tertentu atau umum. Komunitas-komunitas film independent biasanya sering melakukan hal ini dengan segala kemampuan dan keterbatasan mereka. Bagi mereka yang penting adalah sebuah apresiasi bahwa karya mereka diputar dan disambut dengan baik. Hasilnya bisa beragam dan reaksi penonton adalah “penghargaan” mahal bagi seorang kreator. Biasanya pula sang kreator berada disana dan menjelaskan maksud dan pesan yang ingin disampaikan melalui filmya tersebut. Sebuah ekspresi budaya melalui film.

Beda lagi dengan awarding. Disini peserta dicari sendiri oleh penyelenggara acara. Mereka mencari sampai ke daerah-daerah, melalui berbagai rekomendasi, informasi dari berbagai sumber tentang kredibilitas sebuah karya dan pada akhirnya diberi anugerah khusus. Biasanya dianugerahkan untuk karya yang sudah teruji di masyarakat dan berpengaruh positif terhadap perubahan. Tokoh-tokoh yang diberi penghargaan juga bisa atas rekomendasi perseorangan atau lembaga masyarakat.


--- bersambung

0 komentar :